Selasa, 24 Mei 2016

Maraknya Kasus Pemerkosaan tahun 2016 dalam kaitannya dengan Tanggungjawab Pendidikan Seks dalam Islam

Sumber: Berbagai berita dari detik.com dan berita online lainnya,  Buku Pendidikan Anak dalam Islam karya DR. Abdullah Nashih Ulwan

Akhir-akhir ini publik dikejutkan dengan berita-berita pemerkosaan yang biadab. Dimulai dengan Kasus Yuyun di Bengkulu, dimana 14 orang pemuda memperkosa seorang gadis yang sedang dalam perjalanan pulang sekolah. Perkosaan dilakukan dengan kejam hingga menyisakan jasad Yuyun dengan tangan terikat, tubuh tanpa busana, dan kemaluan yang menyatu dengan anus. Belum lama kasus Yuyun dibahas, masyarakat dibuat tidak habis pikir dengan kasus pemerkosaan anak usia 2,5 tahun di Bogor oleh tetangga korban. Tidak lama berselang, muncul lagi kasus Eno yang tak kalah keji. Korban tidak cukup diperkosa, tetapi juga dibunuh dengan cangkul yang dimasukkan dari kemaluan hingga dada.


Setelah ditelaah ternyata penyebab dari kasus-kasus tersebut berawal dari kelalaian orang tua dalam pengawasan dan pendidikan anak-anaknya sehingga anak-anak melakukan perbuatan dosa yang berlapis-lapis. Berikut ini analisis saya dengan berlandaskan buku karya DR. Abdullah Nashih Ulwan serta berita-berita dari detik.com

PENYEBAB

Berdasarkan wawancara Mentri Sosial Khofifah dengan para pelaku perkosaan dan pembunuhan Yuyun diketahui bahwa penyebab perilaku keji mereka adalah:

1. Tayangan Porno
Para pelaku ternyata terbiasa menonton tayangan porno bersama-sama melalui handphone. Bahkan mereka sengaja berkumpul di tempat kejadian dikarenakan sinyal di tempat tersebut terbilang paling baik.

2. Alkohol (Khamr)
Tidak cukup menonton porno, para pelaku melengkapi perbuatan dosanya dengan meminum khamr. Tidak mengherankan mereka tega menyiksa, memperkosa, dan membunuh korban dengan membabi buta.

3. Sosialisasi yang buruk
 Usia para pelaku yang terbilang sangat produktif seyogyanya diisi dengan menuntut ilmu atau bekerja. Sayangnya mereka malah menggunakan waktu luang mereka untuk berkumpul dengan teman-teman yang putus sekolah dan terbiasa bermaksiat. Berdasarkan pengakuan mereka, anak-anak usia 17an didorong oleh yang berusia lebih tua untuk ikut aktif meminum alcohol, dan melakukan perbuatan buruk  lainnya.

4. Kelalaian Orang Tua
Tidak bisa dipungkiri ketika anak-anak usia sekolah berkumpul untuk kegiatan dosa, ada peran pengawasan orang tua yang hilang. Jikapun orang tua telah mendorong anaknya untuk sekolah atau mencegah anaknya bergaul dengan lingkungan yang buruk, ada hal yang patut dicermati mengenai lemahnya mental anak-anak tersebut sehingga menyia-nyiakan usia yang mereka miliki untuk kegiatan maksiat. Seandainya sedari dini para pemuda tersebut sudah dididik keimanan, fisik, psikologis, dan seksualnya, insyaAllah kasus Yuyun tidak perlu terjadi. Kecuali memang anak-anak tersebut seperti anak nabi Nuh yang tak mempan didakwahi oleh ayahnya.

Sementara itu berdasarkan studi lapangan yang dilakukan Kak Seto diketahui penyebab dari sisi korban yaitu:

1. Berjalan Sendirian
Patut disayangkan ketika ternyata korban pulang sekolah melalui hutan yang sepi tanpa pendampingan orangtua maupun ditemani oleh kawan-kawannya. Hal itu menjadi celah bagi para pelaku untuk melampiaskan nafsu mereka tanpa halangan yang berarti. Bagaimana mungkin seorang gadis berusia 14 tahun melawan 14 pemuda mabuk?. Perlawanan yang ia lakukan justru membuatnya dihajar hingga menemui ajalnya.

Jika meninjau kasus tersebut dari sudut pandang pendidikan anak dalam Islam, saya menemukan kebenaran dalam ajaran Islam yang mulia. Islam memerintahkan untuk:

1. Menutup Aurat
Di dalam Al-Quran Surat An-Nur ayat 31 Allah memerintahkan para wanita untuk menutup auratnya. Alasan dibalik perintah tersebut tercantum dalam QS. Al Ahzab: 59 yaitu agar para muslimah mudah untuk dikenal dan tidak diganggu. Oleh karenanya menutup aurat sesuai syariat Islam merupakan langkah preventif agar wanita muslimah terjaga dari mata dan tangan para pria yang bukan suaminya.

2. Menjaga pandangan
Allah telah memerintahkan pada laki-laki dan wanita yang beriman untuk menahan pandangan dan memelihara kemaluan (QS. An-Nur:30-31). Kita sering mendengar kalimat “Dari Mata turun ke Hati”. Sebab memandang kita memiliki keinginan lebih jauh terhadap baik maksiat maupun kebaikan. Maka menjaga pandangan dari hal yang diharamkan merupakan langkah awal penyelamatan diri dari perbuatan dosa dan menyelamatkan orang lain dari perbuatan buruk yang mungkin kita perbuat.

3. Jangan Mendekati zina
Di dalam HR. Ath-Thabrani tercantum larangan mendekati zina lantaran memiliki 4 keburukan, yaitu: menghilangkan keindahan wajah, memutuskan rezeki, membuat murka Allah Ar-Rahman, dan menyebabkan kekal di neraka. Sementara dalam QS Al-Furqan: 68-69 pelaku zina diancam dengan azab berlipat ganda saat kiamat dan kekal dalam azab secara terhina. Naudzubillahimindzalik.

4. Menyegerakan menikah
"wahai para pemuda, barangsiapa yang telah mampu untuk menikah, maka menikahlah.. " (HR. Al Jama`ah). Menikah muda jauh lebih baik dibandingkan tenggelam dalam perzinahan. Apalagi jika menikah muda disertai dengan kesiapan fisik, psikologis, dan finansial. Oleh karenanya, anak-anak perlu dibiasakan mencari nafkah semampunya khususnya setelah baligh dan alangkah mulianya apabila orangtua rela membantu anaknya agar mampu segera menikah.

Semoga sekilas tinjauan Islam di atas menjadi pemicu awal kesadaran kita semua untuk lebih siaga dan serius mendidik anak-anak kita sesuai dengan aturan pendidikan Islam. Dan semoga anak-anak kita menjadi anak-anak yang shalih shalihah, terhindar dari kemaksiatan yang mengancam dunia akhirat. Wallahualam bishawab. 


Tidak ada komentar: