"Sudah cukup libur 3 hari...pengen kuliah lagi....(apa??masi sebulan liburnya??)"
Ternyata liburan dan kuliah adalah dilema kehidupan (minimal buat aku). Erich Fromm bilang: manusia ingin bebas, tapi setelah bebas dia malah bingung dan melakukan apapun agar lepas dari kebebasannya (dalam Burden of Freedom). Seperti kehidupan masa kini yang penuh kebebasan malah menciptakan sekte-sekte atau agama baru dengan aturan tertentu (loh kok ke sana??).
^^kebebasan berarti tanggungjawab. Oow, responsibility (tanggungjawab) bukan kata yang enak didengar. Gimana kalo dipecah jadi respon-ability (kemampuan merespon). Jadi inget omongan Rollo May: We cannot erase our destiny, “but we can choose, how we shall respond, how we shall live out our talents which confront us” (dalam Feist & Feist, 2006). Emang takdir nggak bsa diubah, tapi respon kita atas takdir bisa banget diubah-ubah. Balik lagi ke liburan, (emang itu termasuk takdir??) yang mau gimana lagi itu kan aturan di kampus, nggak bisa aku atur, tapi bisa kurespon dengan “suka-suka”.
Asalkan inget dibalik kebebasan selain ada kemampuan merespon, juga ada tanggungjawab.
Met Liburan!!. Choose your respon and enjoy!!^^
Referensi:
Feist, J. & Feist G.J. (2006). Theories of Personality (6th ed.). Singapore: McGraw-Hill Company, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar