Setelah menyelami buku Hayde (2007), khususnya chapter The Victimization of Women.
Aku berpikir: Mungkin ide feminis tentang kesetaraan kekuatan (power) antara wanita dan pria gak buruk. Kesetaraan yang membuat laki-laki meminta pendapat perempuan ketika mengambil keputusan. Kesetaraan yang mencegah suami memukul (atau membunuh) istrinya. Kesetaraan yang memberikan wanita kesempatan untuk sama-sama menikmati ilmu pengetahuan dalam lembaga-lembaga pendidikan. Kesetaraan yang membuat wanita tak lagi jadi makhluk nomor dua yang bebas diapa-apakan.
Tapi setahuku ide tentang penghormatan pada wanita dalam kaitannya dengan kesetaraan sebenarnya sudah disyiarkan oleh Islam sejak berabad-abad lalu. Meski aku belum mengerti kenapa cuma pria yang diiming-imingi bidadari di syurga, dalam beberapa ayat Al-Quran tercantum kesetaraan. Misalnya saja:
”Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagiaan kamu yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian apa yang mereka usahakan, dan mohonlah ampun kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS An-Nisa:32).
Ada juga ayat yang bilang kalau laki-laki dan wanita yang beriman akan mendapatkan ganjaran amal sesuai ibadahnya, sayang aku lupa ada di ayat mana. Tapi omong-omong ko ada surat khusus yang namanya An-Nisa (Perempuan) ya....sementara nggak ada tuh surat yang judulnya Ar-Rijal (laki-laki)^^??????Hehehe... jadi inget waktu Bedah Buku ”Female Brain”, ada peserta seminar laki-laki yang protes ”memangnya Cuma wanita yang ingin dimengerti, laki-laki juga....” (dia sebel sama ceweknya yang sering tiba-tiba diem, marah, dan nggak jelas maunya apa).
Referensi:
Hayde, J.S. (2007). Half the Human Experience: The Psychology of oWmen (7th ed.). USA: Houghton Mifflin Company.
----.(1999). Al-Qur`an dan Terjemahannya: Revisi Terbaru. Semarang: Asy-Syifa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar