Minggu, 23 September 2007

Need to be “Strong” (2)

Kuliah Psikologi Pendidikan keluarga (PsiPendKel) minggu lalu cukup seru. Mulanya membahas “Parent-Child Relationships”, tapi berlanjut ke obrolan soal tren pernikahan akhir-akhir ini. Dikatakan oleh dosen PsiPendKel, akhir-akhir ini ia menghadiri banyak pernikahan pasangan yang wanitanya bekerja, tapi prianya malah tidak. Ada yang berbagi, dia pernah denger curhatan seorang teman wanita “Kenapa sih dia nggak mau sama gue???. Gw kan udah kerja??”. So, kecenderungan pria memapankan diri baru melamar wanita, menjadi terbalik.^^

Apa yang terjadi??. Seiring dengan semakin banyaknya wanita bekerja, lapangan pekerjaan yang mulanya diduduki oleh para pria semakin berkurang. Tidak sedikit wanita yang tekun berkarir, hingga mencapai posisi yang lebih tinggi dibanding suaminya. Lalu makin maraklah perceraian (mungkin berkaitan dengan harga diri pria yang tak ingin lebih rendah dibanding wanita). Dosenku bilang, hal tersebut sempat diramalkan jau-jauh hari sebelum ini terjadi. Semakin banyak wanita bekerja— wanita lebih punya kekuatan—perceraian semakin marak. (“Loh, saya kan udah nyari uang!!. Masa iya, saya juga yang jaga anak, ngelayanin suami, bla..bla..bla....!!”).


Ow..apa yang terjadi???. Sebagai wanita yang masih dalam tahap perkembangan emerging adulthood—tahapan transisi dari remaja menuju dewasa muda--, jadi bingung.....(’’.)








http://images.jupiterimages.com/
common/detail/90/40/23424090.jpg

Tidak ada komentar: