Awalnya karakter Chifuyu nampak menarik. Sebagai pendukung MC Hanagaki Takemichi, Chifuyu merupakan akal dari perasaan meluap Takemichi. Logika dan rencana dari kebodohan MC. Lalu muncul Baji yang diidolakan Chifuyu. Berawal dari kaka kelas yang berakting cupu kutu buku, berubah menjadi karakter keren bak samurai pembela kebenaran. Tak heran Chifuyu jatuh hati dan rela babak belur demi Baji.
Matsuya si ketua yang penyayang. Pemimpin para wanita di sekolah, kakak terbaik yang mengasuh adik-adik. Pandai berkelahi untuk melindungi para wanita, manis sekali. Belum lagi Taiji si kekar besar yang menyayangi dengan memukuli, entah ini pendidikan ala Hitler mungkin ya.
Sementara sang MC yang awalnya pengecut, payah, bodoh luar biasa, perlahan menapaki tangga kepemimpinan di geng Tokyo Manji. Berakhir di masa depan kelam sebagai salah seorang petinggi mafia Jepang.
Mungkin kenapa bagi saya ini anime yang sukar dilupakan karena menyentuh hati. Ditambah alunan Cry Baby dan White Noise dari Hige Dandism sempurna sudah mengacak-acak perasaan. Ah bagaimana bisa anime tentang tawuran dan geng berandalan membuat penggemarnya berlinangan air mata. Saya sungguh tidak menyangka jadi terbawa perasaan.
Mungkin inilah anime terbaik dari sekian banyak anime yang telah saya tonton. Meski secara logika tentang bolak balik ke masa lalu, apakah masuk akal alurnya akan demikian, tidak jadi soal. Sebab pengarangnya berhasil menyentuh hati, mengajak penonton berempati dan menjadi bagian dari perjalanan perihnya Hanagaki Takemichi, Sano Manjiro, dan kawan-kawan .
Tokyo Revenger adalah kisah cinta dan romantisme dalam perkelahian dan balutan darah. Inilah kisah cinta yang mendalam hingga rasa sakitnya terlupakan.