Beberapa teman HUSA (Hiroshima University Study Abroad) tahu bahwa saya belum pernah melihat salju. Norak ya. Hehe. Walhasil ketika salju pertama tahun 2009 turun di Saijo, Hiroshima, Olle Spoelstra langsung mengirimi saya pesan: "Eka watch out, it`s snowing". Kontan saya lari ke dapur asrama yang jendelanya lebar. Di sana saya dengan noraknya menjulurkan tangan hendak merasakan butiran salju. Ternyata eh ternyata rasanya seperti butiran es di freezer, bedanya butiran di freezer tidak jatuh dari langit. Yaiyyalah..
Salju di Hiroshima |
Semakin hari salju jadi bagian dari hidup saya, tidak ada lagi wajah antusias, yang tersisa jadi wajah penuh penderitaan karena menahan dingin. Percayalah, suhu dibawah 0 derajat celcius bukan suhu yang menyenangkan. Tapi bila tidak sedingin itu salju tidak akan turun.
Saat sensei bertanya, " Eka nani ka hoshi desuka" (Eka kamu ingin apa?). Saya jawab pulang ke rumah. "Doushite" (kenapa?). Saya jawab dengan polos, "samui desu kara" (soalnya dingin). Teman-teman sekelas langsung senyum-senyum mendengarnya. Alex dari Inggris, Sabrina dari Austria, Hwisang dari Korea Selatan, Andrew dari Australia, mereka bisa dipastikan setiap tahun berjumpa dengan musim dingin. Sementara Omar dari Meksiko, hm, apakah di Meksiko juga turun salju?. Saya yang masih pemula betul-betul berjuang beradaptasi dengan musim dingin pertama itu.
Di balik derita ada bahagia. Satu hal yang menarik dari musim dingin adalah lampu hiasnya. Menjelang akhir tahun, tumpukan salju dihiasi dengan lampu-lampu hias yang dibentuk menjadi beraneka rupa. Mulai dari kijang hingga Naga. Indahnya tak terkira. Lupalah saya sementara akan derita musim dingin bila menikmatinya. Berikut ini foto-foto salju 2010 di Hiroshima. Saya beruntung sekali diajak ke kawasan wisata di puncak Hiroshima oleh sebuah keluarga Jepang.
Beautiful isn`t it? |
Snowing and freezing |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar