Cahaya
Mungkin cara belajar terbaik adalah dengan mengajar. Dengan menjelaskan statistika II, jadi lebih menyadari logika ANOVA dan memahami perhitungan SPSS-nya^^. Alhamdulillah..
Mungkin yang perlu kulakukan hanyalah menjalankan misiku dan mati dengan kesiapan dan kerinduan amat sangat padaNya.
Mungkin cara memahami Islam yang terbaik adalah dengan berdakwah. Dengan mengajak kebaikan, maka diri akan sangat malu bila tak sejalan dengan apa yang diucapkan dan didakwahkan.
Mungkin kita sedang menuju cahaya kembali. "Habis gelap terbitlah terang". Perjalanan Psikologi sejak awal berdirinya oleh Wilhem Wund, dilanjutkan dengan kepemimpinan kaum Psikoanalis (Freud dkk) yang memandang manusia penyakitan, lalu kaum behavioristik melakukan kudeta dengan pandangan stimulus-respon, bahwa manusia adalah produk dari proses belajar, tidak peduli apalah itu jiwa yang abstrak. Kemudian Psikologi Kognitif menemukan kembali "jiwa" dari Psikologi. Apa yang ada diantara Stimulus dan respon, yaitu mental kognitif (manusia bukan sekedar produk belajar dan lingkungan). Perjalanan masih berlanjut, Psikologi Humanistik tampil dan berbicara tentang eksistensi manusia serta aktualisasi dirinya.
Humanistik sudah terasa positif dalam memandang manusia. Seolah awan gelap psikoanalisis mulai tertiup angin dan kekakuan Psikologi kognitif termanusiakan. Tapi ternyata muncul lagi aliran baru psikologi Positif yang berniat membahagiakan manusia dan mengarahkan pada kondisi well-being.
lalu dimana letak Logoterapi Victor Frankl?. Psikologi yang ingin mengajak manusia memenuhi keinginan bermakna (will to meaning). Mengajak manusia menjalani hidup yang bermakna (meaningful life). mengajak manusia berpikir tentang makna hidup (the meaning of life). Mungkin ia masuk eksistensialis-humanistik. bagi aliran ini, penderitaan seringkali dianggap sebagai kesempatan menemukan makna (meaning from suffering). Berbeda halnya dengan Psikologi positif yang bicara tentang bahagia, bahagia, dan well-being.
Perjalanan menuju cahaya. Psikologi tentang makna hidup mengarahkan psikologi yang sekuler menuju keberadaan Tuhan. Tuhan ADA. Dengan mengakui keberadaanNya dan hidup secara religius, berbagai perkara Psikologis beres sudah. Meski belum diakui dengan lantang, samar-samar dan halus di akhir buku Authentic happiness terdapat pengakuan itu. pada pemikiran Frankl pun demikian. ^^Habis gelap terbitlah terang. Semoga cahaya itu semakin nyata...
Mungkin yang perlu kulakukan hanyalah menjalankan misiku dan mati dengan kesiapan dan kerinduan amat sangat padaNya.
Mungkin cara memahami Islam yang terbaik adalah dengan berdakwah. Dengan mengajak kebaikan, maka diri akan sangat malu bila tak sejalan dengan apa yang diucapkan dan didakwahkan.
Mungkin kita sedang menuju cahaya kembali. "Habis gelap terbitlah terang". Perjalanan Psikologi sejak awal berdirinya oleh Wilhem Wund, dilanjutkan dengan kepemimpinan kaum Psikoanalis (Freud dkk) yang memandang manusia penyakitan, lalu kaum behavioristik melakukan kudeta dengan pandangan stimulus-respon, bahwa manusia adalah produk dari proses belajar, tidak peduli apalah itu jiwa yang abstrak. Kemudian Psikologi Kognitif menemukan kembali "jiwa" dari Psikologi. Apa yang ada diantara Stimulus dan respon, yaitu mental kognitif (manusia bukan sekedar produk belajar dan lingkungan). Perjalanan masih berlanjut, Psikologi Humanistik tampil dan berbicara tentang eksistensi manusia serta aktualisasi dirinya.
Humanistik sudah terasa positif dalam memandang manusia. Seolah awan gelap psikoanalisis mulai tertiup angin dan kekakuan Psikologi kognitif termanusiakan. Tapi ternyata muncul lagi aliran baru psikologi Positif yang berniat membahagiakan manusia dan mengarahkan pada kondisi well-being.
lalu dimana letak Logoterapi Victor Frankl?. Psikologi yang ingin mengajak manusia memenuhi keinginan bermakna (will to meaning). Mengajak manusia menjalani hidup yang bermakna (meaningful life). mengajak manusia berpikir tentang makna hidup (the meaning of life). Mungkin ia masuk eksistensialis-humanistik. bagi aliran ini, penderitaan seringkali dianggap sebagai kesempatan menemukan makna (meaning from suffering). Berbeda halnya dengan Psikologi positif yang bicara tentang bahagia, bahagia, dan well-being.
Perjalanan menuju cahaya. Psikologi tentang makna hidup mengarahkan psikologi yang sekuler menuju keberadaan Tuhan. Tuhan ADA. Dengan mengakui keberadaanNya dan hidup secara religius, berbagai perkara Psikologis beres sudah. Meski belum diakui dengan lantang, samar-samar dan halus di akhir buku Authentic happiness terdapat pengakuan itu. pada pemikiran Frankl pun demikian. ^^Habis gelap terbitlah terang. Semoga cahaya itu semakin nyata...
Komentar
pemikiran yang sangat dewasa untuk usia yang sangat muda..:)salut