Jelang 40 Tahun

Saat ini 38 tahun rasanya tidak menua. Meskipun wajah dan tubuh berubah tapi perasaan di dalam masih saja usia 20an. Apalagi dengan rajin berolahraga dan puasa OMAD Alhamdulillah badan sama sekali tidak ada keluhan. Radang dan segala macam keluhan penuaan Alhamdulillah tidak terasa. Saya menua dengan bahagia dan gembira. 

Melihat ke sekitar sebagian teman sudah mersih Ph.D, sebagian telah menjabat ini dan itu, sebagian hidup bergelimang kekayaan. Ada pula yang menghilang dari peredaran atau mungkin menjalani kehidupan biasa saja seperti saya. Ya hidup biasa saja sebagai orang biasa. Tidak menjabat, tidak berkarir, tidak mengumpulkan gelar dan kekayaan. Hidup yang jauh dari sorotan kamera dan pemberitaan. Hidup seorang ibu rumah tangga pada umumnya. 

Tapi anehnya Alhamdulillah, jelang usia 40 tahun menjadi orang biasa terasa nyaman dan pas di hati. Sebab saya melihat sendiri bagaimana yang meraih jabatan dan kekayaan dengan cepat, saat ini telah tiada karena kanker, meski seumuran. Saya juga melihat lainnya terserang penyakit yang melumpuhkan gerak. Ternyata bisa mencapai usia 40 tahun adalah keberuntungan yang tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Saya beruntung masih diberi kesempatan hingga detik ini. Meskipun kematian bukan hal buruk juga, di usia ini mati pun tak apa karena telah menyelesaikan semua tugas saya dengan bertanggungjawab.

Tugas sebagai ibu yang tidak hanya Hamil, melahirkan, tetapi juga menyusui dan membesarkan anak. Semua telah saya tunaikan dengan bertanggungjawab. Tidak meninggalkan anak demi karir dan pendidikan pribadi. Tidak meninggalkan keluarga demi ambisi pribadi. Fokus homeschooling anak-anak hingga berusia 14 tahun dan 10 tahun. Saya telah menjalankan tugas saya, jadi mati pun saya rasa saya bisa tersenyum dengan puas. 

Alhamdulillah selamat datang 40 tahun. Jika sampai, semoga saat itu telah mencapai JLPT N1 dan meraih tubuh berotot yang bugar bertenaga. 💪🏼🔥