Sebenarnya saya agak sangsi sebelum menonton Serial Dr. Cha, namun karena sedang trending di netflix saat itu, maka penasaran dan cobalah satu episode. Rupaya drama korea satu ini menimbulkan kecanduan. Setiap minggu saya menanti terbitnya episode lanjutan hingga akhirnya tamat dengan memilukan. Hiks banjir air mata ya menonton drakor satu ini. Pemeran utama dan pendukungnya patut dipuji dengan penghayatan yang pas banget. Fiuh..sembari mendengarkan OST nya "Breath" saya menulis ini dengan sedikit pilu. Bagaimana tidak, Dr. Cha pemeran utamanya, luar biasa menderita dikisahkan sejak awal hingga hampir akhirnya. Mulai dari menjadi ibu rumah tangga tanpa pembantu, melayani tak hanya suami, tetapi juga mertua dan anak. Dr. Cha betul-betul berkorban jiwa raga demi keluarga sampai melupakan kebahagiaan dan cita-citanya sendiri. Jangankan disayang dan dihargai, kebaikannya justru membuatnya dimanfaatkan habis-habisan oleh keseluruhan keluarga. Bahkan di saat ia sakit parah menuju kematian, suaminya sibuk selingkuh, mertua sibuk ke salon, anak-anak tidak peduli pula. Hanya ibu kandungnya saja yang tulus mencintai Dr. Cha, meskipun dalam cerita ini ibunya tidak sengaja membuat Dr. Cha sakit akibat obat-obat herbal yang ia berikan.
Di saat nyaris mati, suami yang diharapkan mau mendonorkan hati, pada akhirnya kabur lantaran dilarang istri dan selingkuhan. Untungnya ada pendonor lain hingga akhirnya Dr. Cha memperoleh kesempatan hidup kembali. Selamat di ambang kematian, ia kembali ke rumah dan kembali diperlakukan bagai babu. Di sinilah ia sadar, bukan untuk kehidupan seperti itu ia mendapatkan kesempatan kedua. Ia pun belanja dan berbuat sesuka hati seharian, hingga akhirnya tersadar dari ucapan ibunya bahwa ia suka belajar.
Dr. Cha dahulunya adalah lulusan terbaik di fakultas kedokteran, namun tidak melanjutkan karirnya karena keburu hamil. Ia pun tenggalam dalam kesibukan rumah tangga hingga usianya menua dan terjadi peristiwa di atas. Ia pun diam-diam belajar keras demi lulus ujian kedokteran, menjadi co-ass, dan kelak menjadi dokter praktik. Rupanya meski lama tak sekolah, otaknya masih cerdas sehingga lulus dengan nilai terbaik dan pada akhirnya bisa praktik co-ass di rumah sakit yang sama dengan suaminya.
Suaminya yang selingkuh dengan dokter lain di rumah sakit tersebut tentunya tidak suka dengan prestasi Dr.Cha. Ia pun mati-matian membuat Cha tertekan dan pada akhirnya menyerah. Untungnya salah seorang pasien Dr.Cha mendukungnya dengan sokongan dana sumbangan ke rumah sakit, asalkan Dr. Cha tetap melanjutkan co-ass nya. Maka ia pun melanjutkan hidup meskipun tanpa dukungan anak, suami, dan mertuanya. Mereka semua kehilangan Dr. Cha yang biasanya mau mengorbankan segalanya demi mereka.
Seiring waktu perselingkuhan sang suami terbongkar, bahkan mereka memiliki anak yang telah gadis. Dr. Cha pun gemetar, terkejut, menangis, hingga akhirnya memutuskan meninggalkan suaminya dan fokus dengan karirnya. Ia mengajukan proses perceraian hingga akhirnya hidup mandiri, dengan karirnya sebagai dokter yang disayangi pasien.
Di akhir kisah, meskipun Dr. Kim yang tampan dan mencintainya menyatakan cinta, ia memilih tetap dalam kesendirian. Dr. Cha membuka praktik dokter dan usaha restoran makanan sehat bersama ibunya. Ia hidup berbahagia bersama sahabatnya sesama dokter yang juga masih lajang.
Di sini menggemaskan sekali rasanya. Setelah menonton episode yang panjang tentang pengkhianatan suami dan cinta tulus pria lain. Setelah berpanjang-panjang dalam air mata yang menyesakkan, akhirnya Dr. Cha memilih sendiri saja.
Perlu pengalaman dan pemahaman akan hidup berumahtangga, untuk memahami akhir kisah yang jauh dari kata romantis. Ini bukan kisah cinta, tapi kisah perjuangan menemukan apa yang penting dalam kehidupan yang singkat. Sulit menemukan orang-orang yang tulus mencintai, seringnya manusia dikelilingin manusia lain yang manipulatif dan mementingkan kepentingan dirinya. Menjadi istri yang baik, ibu yang baik, menantu yang baik, tidak menjamin akan timbal balik mendapat suami, mertua, dan anak yang baik. Justru sebaliknya, kematian akan membuka tabir siapakah orang-orang yang sebenarnya kawan sejati kita.
Saya pribadi sangat memahami keputusan Dr. Cha untuk fokus pada karirnya di dunia kedokteran. Pengalaman hidup yang terlampau pahit, pengkhianatan yang di luar nalar, dan kesempatan kedua untuk melakukan segalanya dengan arah yang sama sekali berbeda. Pada akhinya ia tersenyum bahagia dalam kesendiriannya. Kita tidak bisa memperoleh segalanya dalam hidup, tapi setidaknya satu yang kita pilih mustilah sesuatu yang layak untuk mengisi sisa hidup yang tak lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar