Setelah sekian lama malang melintang di dunia diet dan olahraga, akhirnya saya menemukan formula yang tepat untuk turun berat badan secara signifikan dan terarah. Menengok ke belakang, pertama kali sadar akan diet dan olahraga adalah setelah melahirkan putri pertama di ujung 73kg. Baiklah jauh dari langsing tentunya, berat, sulit memakai sepatu, dan segala kerepotan lain akibat obesitas. Maka setelahnya saya mencoba diet asam basa. Berhasil turun ke 48kg bukan lantaran diet semata, melainkan karena energi terbakar berkali lipat berkat kesibukan menjadi Ibu dan Guru sekaligus. Tak terasa menjalani olahraga kardio sehari-hari dipaksa kesibukan.
Waktu berlalu, semakin kurang bergerak karena anak tumbuh dan kesibukan berkurang. Hingga akhirnya memuncak kembali di 73kg saat kehamilan kedua. Baiklah diet lagi, kali ini OCD dedy Corbuzier hingga berakhir mentok di 54kg. Olahraga lari, beban tubuh, peregangan. Terus berlari hingga 10km tapi tetap saja di 54kilo. Bahkan seiring waktu meningkat sampai mencapai 62kg setelah semakin manja dan rajin wisata kuliner.
Sepertinya OCD alias Intermitent Fasting bukanlah lagi jawaban dari kadar lemak yang meningkat pesat tak terkendali. Belajar lagi, eksperimen terus. Kenalan dengan Diet Kenyang Hughes, lalu Diet Us.Zaidul, lanjut kenal Julia Baltscun. Di sinilah awal mula saya kenal dunia kebugaran. Mulai beli dumbblle, diberi hadiah ulang tahun kettlle bell, sampai yah akhirnya beban 6kg terasa biasa. Otot tumbuh, rambut rontok, nah loh apa yang salah. Apalagi kdar lemak sepertinya ga kemana-mana. Dimana kesalahannya?.
Meninggalkan Dedy Corbuzier dan Yulia Baltschun, saya pergi ke Channel Ade Rai, Dr. Berg, hingga akhirnya nyangkut di channel Putra Wijaya. Di sinilah akhirnya kegaluan saya berakhir. Masalah saya pun terjawab sudah: Protein.
Protein, dari kata Protos utama. Disebut utama karena memang inilah yang seharusnya saya utamakan. Bukannya segunung karbohidat yang berakhir di brain fog dan timbunan lemak yang memberatkan. Inilah pula penyebab otot naik, tapi lemak tetap, rambut rontok, kulit bermasalah. Karbohidrat lah biang keladinya. Sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan pada si manis, pindah hati ke protein.
Saya sudah terbiasa intermitent fasting 16-8jam, 20-4jam, hingga akhirnya terbiasa OMAD one meal a day (Makan 1 jam 23 jam puasa). Bahkan pernah prolong fasting 50jam, jadi puasa air bukan masalah besar bagi tubuh saya. Jadi ketika diajak ketofastosis ya hayuk sajalah. Biasany tidak makan pun saya tidak mati lemas toh. Kenal dengan Diet Karnivor dulu sekilas dengar tidak tertarik sama sekali. Tapi setelah putus asa di jalan sayuran, akhirnya saya coba di spektrum berseberangan. Dulu diet kenyang rajin buat jus sayur dan makan segunung sayuran, kini saya meninggalkan itu semua.
Rasanya tidak mungkin akhirnya berada di jalan ini. Seperti menjadi pribadi yang berbeda. Pengalaman hidup yang pahit mengajarkan saya untuk menjadi pribadi yang lebih perkasa. Jangan beri kesempatan orang lain menancapkan kuasanya pada pikiran dan kekuasaan kita. Jadi tidak hanya sehat/ tidak sakit, lebih dari itu, jadi bugar, fit, berenergi, berotot, berkuasa, dan lentur. Jadilah tegas dan kuat, lawan kesewenangan!. Diet karnivor memberi saya energi untuk itu.
Apa itu diet karnivor?. Diet ini sederhana: makan daging dan garam beres. Sudah. Tidak ada resep rumit, aturan ruwet, dan segala drama hidup. Hidup sesederhana nenek moyang masa berburu meramu dahulu.
Lalu sayuran, buah, nasi, roti?. Hehe dadah aja deh. Roti saya masih suka (perlahan ini mau dihilangkan), yang lain sudah tidak konsumsi, sudah kenyang protein. Rasanya seperti singa yang sadar, bukan kucing yang mengantuk. Selamat tinggal brain fog dan kesedihan kegalauan jiwa. Rasanya membara dengan bahan bakar seperti ini. Apalagi dengan OMAD, makan sekali saja, praktis sudah urusan makan, sekali waktu beres. Sisanya bisa fokus urus homeschooling Sofia dan Zahra, urus dapur, dan belajar bahasa Jepang siap-siap ujian JLPT.
Angkat beban masih kuat ko dengan OMAD. Jalan pagi 8000-10.000 langkah, latihan fleksibilitas, dan segala aktivitas sebagai ibu rumah tangga semua bisa dengan hanya sekali makan. Masih ada lemak sebagai bahan bakar ketosis, tenang tanpa tengok-tengok karbohidrat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar