Saat ini di usia 36 tahun saya bersyukur telah melewati beberapa hal yang memperkaya wawasan akan kehidupan. Pengalaman menyenangkan memperkaya kesyukuran, sementara pengalaman menyedihkan menguatkan ketabahan. Saya beruntung memperoleh kesempatan atas segala yang telah berlalu. Tidak ada lagi yang patut disesalkan, jika teori dunia paralel itu benar, ada banyak varian diri saya yang mengalami hal-hal berbeda, jadi tidak ada satupun yang terlewatkan.
Sebagai salah satu varian dari banyak diri saya yang lain, menjadi saya dengan kekayaan jatuh bangun kehidupan adalah suatu keberuntungan. Bukan karena seluruh hidup saya dipenuhi kekayaan, kekuasaan, dan keindahan, melainkan karena sebagiannya justru diisi dengan penderitaan dan tekanan. Bisa tetap utuh melewati seluruhnya bisa jadi pretasi yang patut disyukuri, Rasanya tidak pantas menuntut lebih lagi terhadap keseluruhan diri saya di masa lalu.
Pengalaman dan bacaan mengajarkan saya bahwa ada dua sifat dasar manusia yang menghancurkan, tidak hanya diri sendiri melainkan juga siapa dan apa saja di sekitarnya. Kedua sifat itu adalah TAMAK dan IRI HATI. Sifat pertama menjangkiti manusia yang sebenarnya telah memiliki, namun berakhir pada kehancuran karena menginginkan lagi dan lagi. Sifat Tamak membesar dalam sistem kapitalis, atau bahkan pada sistem apapun yang memungkingkan. Raja yang tamak membunuh seluruh anak laki-laki yang lahir hanya karena tak mau digantikan kekuasaannya. Pengusaha yang tamak merusak alam semata-mata demi kesuksesan usahanya. Suami atau istri yang tamak, mencari pasangan tambahan, mencari yang tidak dimiliki pasangan syahnya. Dan yang menyedihkan, ketamakan itulah yang dimanfaatkan judi online serta pinjaman online yang kini menelan banyak korban jiwa.
Sifat kedua adalah iri hati. Sebenarnya ini berkaitan dengan tamak, karena tidak mungkin iri hati, orang yang merasa cukup dengan apa yang dimilikinya atau pernah dialaminya. Sebagai manusia biasa, tentulah saya pernah merasakan keduanya. Bagaimana keduanya mencabut apa yang paling berharga, yaitu ketenangan jiwa.
Museum Batik Jakarta (salah satu karyawisata bersama anak-anak) |
Bagi saya, sudah ada rumah kecil mungil ya sudah cukup. Ada mobil sederhana, sudah tidak usah ganti yang terbaru. Pendidikan anak, cukup PKBM yang terpercaya dan homeschooling bersama ayah bundanya.Kalau ada yang lain punya mobil terbaru saya ikut gembira bisa melihat-lihat kalau mobilnya lewat. Tidak tertarik untuk ikut bangun lebih tinggi dari rumah lain. Tidak tertarik liburan lebih jauh dari yang lain. Oiya, soal liburan, kami biasanya pergi untuk menemani anak-anak belajar dengan mengalami langsung. Sebagai bagian dari homeschooling.
Saya yang sekarang merasa sudah puas dengan segalanya, jika berpulang pun insyaAllah sudah siap. Semoga Allah Menjaga anak-anak dan suami saya Aamiin. Pengalaman hidup, juga masukan dari minimalisme, filsafat stoik dan psikologi uang menyadarkan saya bahwa ketamakan tidak ada batasnya, tapi rasa cukup menjadi rem yang menyelamatkan semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar