Jumat, 10 Januari 2020

Pengalaman Sewa di Depok Jawa Barat

Setelah mengalami tiga kali menyewa rumah di kawasan Depok, kali ini saya hendak berbagi pengalaman. Saya harap Anda dapat menemukan hunian sewa yang tepat bagi Anda dan keluarga.

Pertama, Kawasan Tanah Baru, Beji
Kami pernah menyewa di Grand Putra Mandiri, Tanah Baru. Perumahan cluster dengan satpam yang berjaga dan berkeliling. Sayangnya rumah yang kami tinggali ternyata dibobol maling. Terimakasih pada maling yang sudah mengambil netbook dan smartphone lama saya yang keduanya telah uzur. Karena sempat kemalingan, meski tidak menyimpan harta, kami merasa was-was tinggal di sana sehingga memutuskan pindah di tahun kedua. Rupanya kemalingan adalah hal yang lazim terjadi di kawasan ini. Kawasan sangat padat penduduk karena lokasinya yang strategis, dekat dengan Margonda dan Stasiun Depok Baru serta stasiun Pondok Cina.

Kelebihan tinggal di Tanah Baru, Beji diantaranya:
1.        Dekat sekali dengan Jakarta Selatan. Hanya memerlukan 30 menit untuk tiba ke mall di Kawasan Jakarta Selatan dan menikmati ramainya suasana perkotaan.
2.        Apapun tersedia. Sebagai Kawasan padat dimana banyak orang Betawi dan pendatang berbaur, tidak sulit menemukan aneka jajanan maupun kebutuhan sehari-hari.
3.        Dekat dengan stasiun Depok Baru. Bagi pekerja yang tinggal di Jakarta memang perlu sekitar 1jam lebih untuk menuju kantor. Namun dibandingkan tinggal di Bogor atau Depok selatan, maka Tanah Baru masih terbilang dekat dengan perkantoran Jakarta.
4.        Masih bisa menjangkau Jakarta dengan motor. Banyak penduduk Tanah Baru yang menembus kemacetan dengan motor. Meski menegangkan dan butuh waktu, nampaknya masih memungkinkan dibandingkan berkendara dari Bogor.
5.        Dekat dengan kampus UI dan Margonda, jantung kota Depok. Bagi kami alumni UI yang masih suka mampir ke masjid UI dan berolahraga di Kawasan UI, maka berada di Tanah Baru berarti berada di posisi yang strategis.

Sementara kekurangan dari lokasi ini adalah:
1.       Terlampau padat. Bahkan di pojokan gang pun ada rumah. Butuh skill menyetir yang mumpuni untuk selamat melintasi jalan-jalan tembus di area Beji.
2.       Harga relatif tinggi di bandingkan Kawasan Depok lainnya. Sebanding dengan lokasinya yang strategis dekat ke Jakarta.
3.       Lingkungan cenderung cuek dan dingin. Kesibukan bekerja dan mungkin juga beratnya tuntutan hidup di kota bisa jadi menyebabkan hal tersebut.
4.      Tidak aman. Terbukti kami mengalami kemalingan dan polisi juga mengabarkan banyak tindak pencurian di kawasan tersebut.

     Pada tahun kedua kami pindah ke Kawasan Cilodong, tepatnya di Griya Melati Mas Extension. Satpam di perumahan ini sangat ramah dan bertanggungjawab. Alhamdulillah selama tinggal disini:
1.      Kemanan terjamin. Satpam sangat rajin dan disiplin berkeliling dengan seragam.
2.      Perumahan cukup besar dilengkapi fasilitas bermain yang memadai. Anak-anak tidak perlu keluar Kawasan untuk bermain ayunan, dan sebagainya. Fasilitas bermain tersebut amat terjaga dan beragam.
3.      Jalan di dalam perumahan halus beraspal. Anak-anak dapat bermain sepatu roda, sepeda, maupun otoped dengan aman.
4.      Kawasan cilodong cukup jauh dari kota, sehingga tidak terlampau padat. Suasananya pun lebih berasa seperti di perkampungan.


Adapun kendala selama tinggal di Kawasan Cilodong adalah:
1.      Jauh dari Jakarta. Perlu waktu lebih lama bagi suami untuk tiba ke kantor di Jakarta. Kami juga nyaris tak main lain ke Jakarta, saking jauhnya.
2.      Kompleks perumahan jauh dari apapun. Sehingga jika ada dagang lewat pun harganya menjadi lebih mahal. 
3.      Bullying. Berhubung anak-anak kami mengalami bullying, maka pindah rumah adalah pilihan terbaik.
4.      Jauh dari Jakarta bukan berarti harga rumah jauh lebih terjangkau. Harga jual di kawasan Cilodong terbilang lumayan di kelasnya. 
5.      Khusus kompleks perumahan yang saya tinggali, ukuran rumah kelewat kecil, sulit untuk beraktivitas. 

    Selanjutnya kami kembali mencari rumah sewa yang lebih baik dan strategis, serta tentunya nyaman bagi anak-anak. Setelah survei, kami memilih Green Pitara, Cipayung Depok. Disini kami menyukai:
1.       Rumah yang kami tinggali nyaman. Ukurannya lebih luas, dengan atap yang tinggi. Jarak antara rumah ke rumah di seberangnya pun cukup jauh.
2.       Dekat dengan beragam jajanan dan aneka pelayanan. Hanya berjalan kaki ke depan kompleks langsung berjumpa dengan jalan raya Pitara yang padat. Tidak sulit menemui apapun yang kami perlukan.
3.       Penduduknya lebih ramah. Saat baru tinggal anak-anak langsung memperoleh teman. Saya pun lebih mudah menyapa orang-orang di sekitar.

Sementara kekurangan tinggal di Kawasan Pitara adalah:
1. Akses jalannya mengerikan. Jalan tidak dibatasi pembatas, padahal di sisi-sisinya adalah jurang yang dalam. Tidak heran jika jalan depan kompleks kami pun longsor saat hujan lebat.
2. Jalan terlalu sempit untuk ukuran jalan utama yang sering dilewati truk-truk besar (khususnya truk sampah menuju TPA Cipayung). Saya masih sering deg-degan melintasi Kawasan Pitara.
3. Bau Sampah. Sejak pindah kami sering mencium bau sampah yang tak lain berasal dari TPA Cipayung berjarak 1,7KM dari perumahan. Baunya amat menyengat hingga ke dalam kamar. Sungguh membuat ingin pindah. Rupanya bau ini menyebar hingga Kawasan Depok Maharaja.

Setelah merasakan menyewa di tiga Kawasan di Depok Jawa Barat, saran saya:
1. Aplikasi sewa rumah yang paling membantu adalah OLX. Hanya saja sebaiknya Anda berhati-hati karena ada saja para penipu yang meminta uang transfer padahal bukan pemilik rumahnya.
2. Harga sewa di Depok cukup beragam, namun terbilang lebih tinggi dibandingkan Kawasan lebih pinggiran seperti Bogor. Kisaran harga belasan juta di Depok pinggiran dan puluhan juta jika semakin dekat dengan Jakarta. 
3. Dua hal yang penting saat berpindah adalah jasa pindah rumah dan jasa bongkar pasang AC. Hati-hati dengan jasa yang tidak amanah seperti yang pernah saya alami terkait AC dan jasa pickup.
4. Sebagai penyewa sebaiknya lebih berhati-hati saat bergaul, karena tidak dianggap pemilik perlakuan sekitar bisa jadi berbeda.
5. Sebagai kota yang menampung pekerja Jakarta, kota Depok sudah terlampau padat. Tak heran kemacetan terjadi dimana-mana, jalan sempit rawan longsor, dan masalah sampah pun muncul ke permukaan. Oleh karenanya cek dahulu rumah sewa yang Anda incar, misalnya apakah dekat denganTPA, apakah kawasan rawan pencurian.
6. Setelah tiga tahun menyewa di Depok sebaiknya pertimbangkan untuk membeli rumah baik cash maupun KPR Syariah. Harga untuk di kawasan gang sempit sekitar 200-300jutaan, sementara di kawasan kompleks perumahan mulai dari 400jutaan hingga milyaran.

Semoga Anda berhasil menemukan rumah sewa yang tepat bagi Anda. Salam.

Tidak ada komentar: