Rabu, 27 November 2019

Pengalaman Mendaftar Haji


Alhamdulillah hari ini salah satu impian akhir zaman saya terwujud: mendaftar porsi haji. Puji syukur kehadirat Allah swt dan tentunya terimakasih kepada suami tercinta yang membantu saya mewujudkan impian mendaftar haji. Meskipun hari ini (25 November 2019) antrian haji di Serang Banten sudah mencapai 22 tahun, bagi saya yang penting ini ikhtiar menggenapkan rukun islam yang kelima. Jika memang rejeki saya dan suami, tentunya Allah swt akan Memberikan jalan entah bagaimana caranya bisa beribadah di tanah suci.

Baiklah, berhubung saya merasakan kurangnya informasi mengenai pendaftaran haji, saya ingin berbagi pengalaman. Karena sepanjang mengurus pendaftaran hari ini, saya bertemu orang-orang yang bertanya bagaimana proses mendaftar haji.

Entah bagaimana kebijakan pemerintah Indonesia nantinya, hari ini saya menjalani dua tahap sebelum pada akhirnya memperoleh nomor antrian. Pertama, memperoleh validasi dari Bank Syariah. Saya memilih bank BNI Syariah dan Alhamdulillah sangat puas dengan pelayanan premium yang diberikan. Suasana nyaman, satpam dan CS melayani dengan profesional dan ramah. Senang sekali telah memilih bank Syariah yang tepat. Dengan membawa kelengkapan berkas, yaitu buku tabungan haji dengan saldo minimal 25.100.000 berstatus aktif (sebab jika tidak aktif selama 6 bulan akan pasif sehingga tidak bisa didebit), foto ukuran 4x6 dan 3x4, kopi KK, kopi KTP, kopi ijazah, kopi surat keterangan sehat, dan kopi buku nikah, saya menyetorkan setoran awal pendaftaran haji yaitu 25 juta. Bank akan memberikan lembar validasi sebagai modal menuju tahap selanjutnya, yaitu proses di kementrian agama.

Berhubung KTP saya beralamat kabupaten Serang, maka saya harus mendaftar di Kementrian agama Kabupaten Serang. Sebelumnya penyetoran juga hanya bisa di bank Syariah di Cilegon atau Serang. Setibanya di kantor kementrian agama yang berlokasi di Lontar Serang, saya langsung menuju loket pendaftaran yang ternyata tidak terlampau ramai. Rupanya kelengkapan berkas saya kurang CD foto dan akte kelahiran, sehingga harus keluar untuk melengkapi berkas terlebih dahulu. Petugas meminta saya mengisi formulir pendaftaran lalu menginput data seperti ciri fisik, nama ayah, dan sebagainya. Setelah berkas lengkap dan isian data telah diinput, maka saya pun memperoleh lembar SPPT dan bukti setoran yang kemudian dilaminating agar tidak rusak.

Fiuh akhirnya ketika kedua lembaran tersebut telah dilaminating di seberang kantor kementrian, saya pun dapat bernafas lega. Alhamdulillah..akhirnya saya berada di antrian barisan 22 tahun orang yang hendak menunaikan rukun islam kelima. Pikiran saya pun melayang pada teman yang mengurus travel umroh, semoga di sela antrian ada rejeki untuk umroh khususnya plus ke Al Aqsa. Jika mendaftar haji yang dulu rasanya tidak mungkin saya ternyata Allah Wujudkan, kenapa tidak dengan umroh?. Tidak ada yang sulit bagi Allah yang Maha Besar dan Maha Kaya. Asalkan ada niatan yang kuat insyaAllah ada jalan keluar.

Tidak ada komentar: