Alhamdulillah hari ini salah satu impian akhir zaman saya
terwujud: mendaftar porsi haji. Puji syukur kehadirat Allah swt dan tentunya
terimakasih kepada suami tercinta yang membantu saya mewujudkan impian
mendaftar haji. Meskipun hari ini (25 November 2019) antrian haji di Serang
Banten sudah mencapai 22 tahun, bagi saya yang penting ini ikhtiar menggenapkan
rukun islam yang kelima. Jika memang rejeki saya dan suami, tentunya Allah swt
akan Memberikan jalan entah bagaimana caranya bisa beribadah di tanah suci.
Baiklah, berhubung saya merasakan kurangnya informasi
mengenai pendaftaran haji, saya ingin berbagi pengalaman. Karena sepanjang
mengurus pendaftaran hari ini, saya bertemu orang-orang yang bertanya bagaimana
proses mendaftar haji.
Entah bagaimana kebijakan pemerintah Indonesia nantinya,
hari ini saya menjalani dua tahap sebelum pada akhirnya memperoleh nomor
antrian. Pertama, memperoleh validasi dari Bank Syariah. Saya memilih bank BNI
Syariah dan Alhamdulillah sangat puas dengan pelayanan premium yang diberikan.
Suasana nyaman, satpam dan CS melayani dengan profesional dan ramah. Senang
sekali telah memilih bank Syariah yang tepat. Dengan membawa kelengkapan
berkas, yaitu buku tabungan haji dengan saldo minimal 25.100.000 berstatus
aktif (sebab jika tidak aktif selama 6 bulan akan pasif sehingga tidak bisa didebit), foto ukuran 4x6 dan 3x4, kopi KK, kopi KTP, kopi ijazah, kopi surat keterangan sehat, dan kopi buku
nikah, saya menyetorkan setoran awal pendaftaran haji yaitu 25 juta. Bank akan
memberikan lembar validasi sebagai modal menuju tahap selanjutnya, yaitu proses
di kementrian agama.
Berhubung KTP saya beralamat kabupaten Serang, maka saya
harus mendaftar di Kementrian agama Kabupaten Serang. Sebelumnya penyetoran
juga hanya bisa di bank Syariah di Cilegon atau Serang. Setibanya di kantor
kementrian agama yang berlokasi di Lontar Serang, saya langsung menuju loket
pendaftaran yang ternyata tidak terlampau ramai. Rupanya kelengkapan berkas
saya kurang CD foto dan akte kelahiran, sehingga harus keluar untuk melengkapi berkas terlebih dahulu. Petugas meminta saya mengisi formulir pendaftaran
lalu menginput data seperti ciri fisik, nama ayah, dan sebagainya. Setelah
berkas lengkap dan isian data telah diinput, maka saya pun memperoleh lembar
SPPT dan bukti setoran yang kemudian dilaminating agar tidak rusak.
Fiuh akhirnya ketika
kedua lembaran tersebut telah dilaminating di seberang kantor kementrian, saya
pun dapat bernafas lega. Alhamdulillah..akhirnya saya berada di antrian barisan
22 tahun orang yang hendak menunaikan rukun islam kelima. Pikiran saya pun
melayang pada teman yang mengurus travel umroh, semoga di sela antrian ada
rejeki untuk umroh khususnya plus ke Al Aqsa. Jika mendaftar haji yang dulu
rasanya tidak mungkin saya ternyata Allah Wujudkan, kenapa tidak dengan umroh?.
Tidak ada yang sulit bagi Allah yang Maha Besar dan Maha Kaya. Asalkan ada
niatan yang kuat insyaAllah ada jalan keluar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar