Alhamdulillah, pada tanggal 5 sampai dengan 7 Februari lalu, saya dan anak-anak melakukan perjalanan bertiga ke kota Bandung. Dengan bantuan teknologi, berlibur hanya dengan anak-anak, tanpa didampingi ayahnya, ternyata memungkinkan. Saya mengandalkan aplikasi Traveloka, Gojek, dan Google untuk pemesanan hotel, go-car, dan menemukan tempat wisata yang sesuai bagi anak-anak.
Ini bukan kali pertama saya menggunakan Traveloka. Saya memilih aplikasi tersebut dibandingkan pesaingnya, dikarenakan harga yang ditawarkan adalah harga final, yang bahkan masih mungkin mendapatkan potongan. Kedua, berdasarkan pengalaman, kami tidak mengalami kendala saat check-in. Dan ketiga, karena tampilannya yang mudah dipahami, serta disertai dengan review pelanggan sebelumnya.
Di perjalanan kali ini, saya memesan dua hotel dan 6 tiket PP Kereta Api Gambir Bandung. Saya pergi bersama dua gadis cilik saya Zahra dan Sofia. Hotel pertama yang saya pilih adalah Grand Tjokro Bandung. Bulan lalu saya menginap bersama rekan kerja saya di hotel budget di depannya, yaitu The River guesthouse. Saat itu saya melihat Grand Tjokro berdiri dengan megahnya, sehingga terpikir untuk mengunjunginya bersama anak-anak.
Alhamdulillah atas izin Yang Maha Kaya, Allah SWT, kami bisa bersama-sama menginap di Grand Tjokro pada tanggal 5 pukul 14.00, sampai dengan tanggal 6 pukul 12.00. Saya memaksimalkan jam menginap, karena agak sulit membawa gadis cilik kesana kemari tanpa ayahnya. Jadi saya putuskan di hotel saja sampai jam check out, dengan sebentar saja keluar membeli makanan di seberang hotel. Untungnya, wahana di dalam hotel amat berlimpah, sehingga kedua putri saya tidak bosan-bosannya berada di dalam kawasan Grand Tjokro.
Apa saja yang ada di hotel bintang empat tersebut?. Pertama, Mini zoo dengan beragam koleksi hewannya. Mulai dari kuda poni, domba, sapi, kelinci, hingga hewan-hewan yang jarang ditemui seperti burung hantu dan iguana. Kedua, ada Taman Anggrek mungil yang damai, dilengkapi dengan kura-kura mininya. Ketiga, ada Gym yang lengkap, yang sayangnya kami bertiga tidak mencoba masuk karena tidak membawa pakaian olahraga. Keempat, ada kolam renang yang pastinya disukai anak-anak. Kelima, ada pula wahana perosotan, kotak pasir, dan rumah kayu yang dilengkapi dengan peralatan masaknya. Belum lagi ditambah area bermain di dekat restauran. Anak-anak betul-betul dimanjakan di hotel ini.
Saya rasa baru kali ini saya dilayani dengan begitu ramah bagaikan ratu. Hotel Grand Tjokro berhasil memilih orang-orang yang tepat untuk melayani para tamunya dengan sigap dan hangat. Sarapan yang berlimpah ruah, dengan hidangan dari berbagai negara hingga hidangan lokal, amat memanjakan tamu yang saat itu kebanyakan orang Cina, yang sepertinya sedang merayakan Tahun Baru Cina. Saya tentu saja memilih Salad ditambah hidangan ala Jepang. Ditutup dengan soto yang lezat. Sementara anak-anak hanya makan Semangka, Melon, dan cuanki lalu sudah kekenyangan. Padahal hidangan di restauran saat itu masih berlimpah ruah, meskipun pengunjung semakin banyak berdatangan.
Saat sedang menunggu anak-anak berenang, dua staf mendatangi saya untuk menanyakan keluhan dan meminta review di Tripadvisor. Siapa sangka, ternyata setelah mereview saya dihadiahi beberapa potong kue yang lezat.
Bicara tentang kolam renang, ada dua jenis kolam renang di Grand Tjokro, yaitu kolam renang anak yang dangkal disertai perosotan kecil. Lalu kolam renang dewasa yang tidak terlalu dalam. Suasana Bandung yang dingin membuat kedua Az-Zahra menggigil kedinginan meskipun hari sudah cukup siang. Maka mereka pun mandi di ruang bilas di bawah Mini Zoo. Lalu kami kembali ke kamar, bersiap check out sembari menonton TV. Rupanya ada film "Ready Player One" yang seru sekali sehingga waktu check out terasa kurang lama, berhubung akhir ceritanya di pukul 12 tepat saat kami harus keluar kamar.
Setelah check out tepat waktu, kami punya jeda dua jam menuju hotel berikutnya, yaitu The Regia yang lokasinya tidak jauh dari Grand Tjokro. Oleh karenanya kami kembali ke wahana bermain di area dekat restauran dan ke Roof Top, untuk bermain pasir dan perosotan. Saat sudah saatnya check in, kami pun berjalan kaki ke The Regia. Sofia yang berusia 3 tahun mau berjalan kaki karena bundanya cukup sibuk dengan barang bawaan dan kakaknya Zahra pun sibuk dengan tas gendong berisi pakaian. Rupanya Sofia dan Zahra sudah siap mental menjalani liburan ala backpacker. Mereka nyaris tidak mengeluh dan mau liburan bertiga lagi nantinya.
Setibanya di hotel The Regia, kami pun tidak mengalami kendala check-in serta dilayani dengan ramah. Hotel ini bintang dua, jadi jauh lebih sederhana dibandingkan hotel sebelumnya. Meskipun demikian, masih terbilang nyaman dengan suasana simpel dan modern. Sarapan yang dihidangkan pun sederhana, namun pas sehingga kami bisa makan dengan tenang tanpa tergiur nafsu hidangan berlimpah.
Malam harinya, kami berjalan kaki kembali ke Mall Cihampelas melalui Sky Bridge. Agak repot karena akhirnya saya menggendong Sofia dan hujan turun mengguyur kota Bandung. Namun disitulah serunya pergi bersama anak-anak. Mengalami suka duka dan kerepotan bersama-sama. Akhirnya kami tiba di di Mall Cihampelas dan mampir di Apotik Century. Saya rasa harganya terbilang lebih mahal dibandingkan Guardian misalnya. Kami membeli obat-obatan terkait dengan batuk pilek yang kami bertiga derita. Selanjutnya kami makan malam di Solaria, yang ternyata pelayanannya tidak ramah, sama seperti di beberapa Solaria yang pernah saya kunjungi. Amat berbeda dengan pelayanan di restauran Grand Tjokro. Selesai makan kami pun pulang dengan pertolongan dari Go-Car.
Istirahat di The Regia hingga pukul 10 pagi, kami pun memutuskan pergi ke Mall Paris Van Java di kawasan Sukajadi. Mall yang sangat menarik dan unik, sehingga saya berniat mengunjunginya lagi bersama suami. Tiba di sana, kami langsung menuju Sky Level dengan mini zoo dan garden-nya. Namun anak-anak sudah bosan dengan mini zoo, dan lebih tertarik masuk ke Apple Bee, wahana bermain sebelum mini zoo. Akhirnya kami pun masuk dengan membayar 100k per anak, dengan potongan 20k karena mem-follow akunnya. Kami juga harus membeli kaos kakinya sehingga total menjadi 215k. Rupanya dengan harga sedemikian, anak-anak bisa menikmati beragam wahana di dalamnya selama 3 jam. Waktu yang pas untuk mencoba beragam wahana yang ada, sembari menunggu waktu kedatangan kereta.
Selesai makan keduanya cukup lapar, namun waktu cukup mepet untuk menikmati hidangan di PVJ, sehingga kami segera ke stasiun Bandung dengan bantuan Go-car seperti biasa. Tiba disana kami memilih makanan yang bisa dimakan di kereta, berhubung kereta sudah tiba. Kami pun mencari kursi kami di gerbong kedua. Kami senang sekali menggunakan jasa kereta api eksekutif Jakarta Bandung yang nyaman, disertai dengan petugas yang siap membantu. Meskipun rupanya waktu 3 jam lebih di kereta api ternyata cukup membosankan bagi kedua Az-Zahra, sehingga mereka sering berdiri dan berjalan bolak-balik sembari menunggu tiba di Stasiun Gambir.
Tiba di stasiun Gambir, kami menunggu ayahnya pulang kerja di Es Teller 77. Cukup lama ayahnya tiba hingga saya pun memesan makanan kembali. Setelah ayahnya anak-anak datang, kami melanjutkan perjalanan ke Depok dengan bantuan KRL dan go-car. Perjalanan yang terasa cukup panjang meskipun hanya 3 hari. Intinya pergi bersama dua anak kecil membutuhkan stamina yang prima dan kesiapan baik dari segi rencana maupun akomodasi. Alhamdulillah beragam aplikasi membuat sebagian besar kendala teratasi di awal. Sehingga perjalanan bersama kedua Az-Zahra terasa berkesan. Apalagi yang terpenting, keduanya belajar banyak selama perjalanan. Jauh lebih efektif dibandingkan hanya duduk manis di kamar membaca buku pelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar