Selasa, 09 Agustus 2016

Full Day school dan Home Education Azzahra

Rencananya pemerintah akan menerapkan full day school supaya saat orangtua sibuk bekerja, anak tidak berkeliaran di luar sekolah dan sore bisa dijemput orang tua. Saya geli sendiri dengan kebijakan tersebut. Meskipun bagi Home Education Az-zahra yang kami jalani tidak akan berimbas apa-apa, tapi saya tergelitik untuk mengungkapkan rasa prihatin saya. Prihatin karena sebegitu sibuknya kah para orangtua masa kini sehingga urusan pendidikan sepenuhnya jadi urusan sekolah. Prihatin karena jika hal itu diterapkan lalu kapankan anak-anak SD bisa bermain? Sesuatu yang penting bagi mereka sebelum beranjak dewasa. Bukankah lebih baik punya anak yang gemar bermain lalu puas dan tidak lagi bermain saat dewasa, daripada punya anak yang bermain saat mereka dewasa. Saat seharusnya mereka siap memikul tanggungjawab besar sebagai akil baligh. Prihatin rasanya. Bukan hanya pada kebijakan pendidikan negri ini, tapi pada orang tua yang tak lagi menyempatkan diri duduk bersama anak-anaknya, menuntut ilmu bersama. Lalu apa yang akan dikenang anak-anak tentang orangtuanya?. Bahwa orangtuanya menjemput saat pulang sekolah?. Terserah sajalah, nanti kalau saya mengingatkan panjang lebar biasanya saya di bully  😀. Anak adalah titipan pada orang tuanya. Kelak pasti akan Allah tanyakan bagaimana perlakuan kita pada anak-anak kita. Apakah titipan Allah dititipkan kembali?. Ataukah dididik sendiri dengan sepenuh hati segenap usaha. Sukakah kita jika kelak kita tua anak kita menitipkan kita di panti jompo lantaran mereka lihat orangtuanya menitipkan anaknya?. Sukakah kita bila anak kita mendoakan pembantu atau gurunya dibandingkan orangtuanya lantaran merekalah yang selalu ditemuinya saat anak tumbuh sedari kecil?. Silahkan anda menjawab dengan segenap logika, tapi jangan lupakan rasa. Anak punya rasa. Hati yang kecewa dan sakit ketika ia butuh, orangtuanya tidak ada. Silahkan memilih, kelak anak pun akan memilih.

Tidak ada komentar: