Awalnya ada rasa iri pada mereka yang sukses berbisnis, sukses memiliki harta berlimpah, dan mereka yang sukses memiliki rentetan gelar dari kuliah di luar negri. Namun, lama kelamaan saya belajar bahwa....
1. Jangan iri, sebab setiap orang memperoleh apa yang mereka usahakan (QS....). Mereka memperoleh kesuksesan dengan mengorbankan banyak hal yang mana tidak mau saya korbankan. Sukses berharta dengan mengorbankan waktu bersama anak. Sukses bisnis atau studi dengan meninggalkan waktu bersama pasangan dan keluarga. Serta pengorbanan-pengorbanan lain yang tidak mau saya lakukan karena bagi saya keluarga adalah prioritas setelah Allah dan Rosul-Nya. Wajar lah jika mereka memperoleh apa-apa yang tidak saya punya. Namun saya pun harus bersyukur karena ternyata saya memiliki apa apa yang mereka tak punya (24 jam quality time bersama anak).
2. Sedikit di dunia, ringan saat Yaumul Hisab. Jika saya tidak menikmati pesta pernikahan megah, rumah mewah, kendaraan terkini, dan lain sebagainya, maka saya tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas hal-hal tersebut. Bukankah itu kabar gembira dan saya patut bersyukur karenanya. Jadi memiliki waktu bersama anak dan apa-apa yang sederhana merupakan kesempurnaan hidup bagi saya. Maka kenapa saya iri?. Ternyata hidup saya sudah sempurna dengan segala nikmat dari Allah swt. Nikmat yang terasa indahnya bila bersyukurlah 😍
Alhamdulillah...
Catatan tentang pendidikan rumah, psikologi, grafologi, Jepang, dan perjalanan penulis.
Kamis, 28 Juli 2016
Iri Hati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar