Berdasarkan pengalaman 6 tahun menikah disertai dengan pengalaman ibu-ibu lain, saya tergelitik untuk menulis Kriteria Suami Idaman yang dapat menjadi masukan bagi muslimah yang hendak menikah. Kriteria berikut ini sebaiknya dipertimbangkan demi kebahagiaan selama mengarungi bahtera rumah tangga ke depannya. Langsung saja, mari kita bahas.
1. Hafidz
Hafidz artinya penjaga. Dalam hal ini penjaga yang saya maksud adalah penjaga Hapalan Al Quran. Semakin banyak Hapalan Quran yang ia miliki, insyaAllah berbanding lurus dengan keshalihannya. Sebab Al Quran hanya dapat bersemayam di dalam hati orang-orang yang menjaga dirinya dari kemaksiatan. Ada baiknya saat taaruf, mintalah ia membaca ayat-ayat Al Quran agar anda dapat langsung mendengarkan seberapa fasih dan lancar kemampuan membaca Al Quran nya. Sebab bagaimanakah kita hendak berbahagia di dalam rumah tangga yang dipimpin oleh orang yang tak gemar dan pandai membaca Al Quran?.
2. Tidak merokok
Jika ia seorang hafidz insyaAllah ia tidak merokok. Sebab merokok itu kesia-siaan bahkan sudah ditetapkan sebagai haram oleh majelis ulama. Laki-laki yang merokok sudah dapat dipastikan akan menyengsarakan keluarganya. Mulai dari anggaran yang seharusnya bisa untuk membeli keperluan rumah tangga menjadi untuk menghisap racun. Belum lagi racun tersebut mencelakakan pula keluarganya yang sering kita dengar sebagai perokok pasif. Naudzubillahimindzalik.
3. Mencintai masjid
Pemuda yang gagah seyogyanya mampu bangun sebelum subuh lalu menjadi jamaah masjid saat shalat subuh dan shalat lainnya. Kecintaan pada masjid mencerminkan pemahamannya akan agama Islam dan kekuatannya untuk mengamalkan ajaran islam.
4. Berakhlak mulia
Jika ia berbicara tidak ada kata-kata yang keluar melainkan kata-kata yang santun dan indah didengar. Ia tak banyak bicara kecuali hal-hal yang bermanfaat atau berkenaan dengan amar ma'ruf nahi munkar. Laki-laki seperti ini insyaAllah tidak memusingkan dan menyakiti hati istrinya.
5. Giat mencari nafkah
Ia bukan orang yang rela berdiam diri apalagi nongkrong di pinggir jalan. Tenaganya ia salurkan dengan sungguh-sungguh mencari nafkah lillahi ta'ala. Berbagai usaha ia jalani tanpa gengsi, asalkan halal dan tetap syar'i. Maka apalagi yang perlu dikhawatirkan istri bila sang suami betul-betul berjuang menunaikan kewajibannya mencari nafkah?.
Demikian sekilas kriteria yang saya anggap penting. Masalah suku, harta, wajah, dan lain sebagainya bisa jadi akan menjadi masalah. Namun cahaya iman akan membuat hal-hal semacam itu menjadi perkara remeh yang tak perlu dibahas insyaAllah. Sebagaimana pesan Rasulullah saw. Carilah yang cantik (tampan), kaya, keturunan baik, namun yang paling utama carilah yang baik agamanya. Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar