Beberapa hari lalu film Aishiteru diputar di Kompas TV. Sebuah film tentang hubungan Jepang-Indonesia, masa lalu dan kini. Saya jadi teringat tentang Jepang, khususnya tentang Kyoto dan pecel. Lah apa hubungannya?.
Hari itu musim semi. Saya mengunjungi Kyoto sendiri, berangkat dari Hiroshima hari kemarinnya. Udara masih dingin meski sudah musim gugur. Pagi saya putuskan ke Kiyomizudera, sebuah kuil yang menarik karena jadi lokasi favorit untuk bunuh diri.
Kiyomizudera Spring 2010 |
Celingak-celinguk sana sini, mengagumi arsitekturnya-meski awam perkara rancang bangun, tiba-tiba saya dikejutkan suara dari belakang punggung saya. "Assalamualaikum". Eh, di negara sakura mendengar salam itu ibarat di negara tropis menemukan salju. Ada mungkin, tapi masuk kejadian luar biasa. Terkejut saya jawab salam. Ternyata ibu-ibu yang ramah sekali. Kami mengobrol dengan asiknya. Ternyata beliau asal Jakarta (seingat saya), tinggal di Jepang sudah lama, dan berjualan pecel dan masakan Indonesia lainnya. Lokasinya di dekat Kiyomizudera. Wah, saya senang sekali, sedang sendirian di negara asing tiba-tiba bertemu orang Indonesia. Saat kami berpisah, beliau mengenalkan suaminya, orang Jepang tulen, awam bahasa Indonesia. Saya makin kagum dengan si ibu, bisa menikahi pria Jepang, yang kulturnya beda sekali. Belum lagi beliau menetap di Jepang. Wah tidak terbayangkan menetap di negara orang.
Hikmahnya:
1. Jalan-jalan sendiri di Jepang aman.
2. Orang Indonesia ada dimana-mana,
3. Kalau ke Kyoto bisa makan pecel. Hehe
4. Orang Indonesia dan Jepang bisa hidup damai
5. ...(silahkan anda yang menyimpulkan)
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar