Catatan tentang pendidikan rumah, psikologi, grafologi, Jepang, dan perjalanan penulis.
Rabu, 30 November 2011
Tokyo dan Akhir Perjalananku
Wah, setahun nyaris usai. Kalau bukan karena suami tercinta yang ngangenin, mungkin aku masuk golongan pecinta jepang, temen-temen HUSA (Hiroshima University Study Abroad) yang nda pengen pulang ke negerinya sendiri. Masa diantara anak HUSA yang pengen pulang cuma aku doang..huhu.. Apalagi buat dua pasang HUSAers yang akhirnya jadian..paham deh kalo betah di sini..hihihi
"Sebelum pulang eka harus ke Shibuya", begitu pesan Lian sahabatku. Hoo..memangnya di Shibuya ada apa toh?. Kalo bukan karena saran itu mungkin nda penasaran dan bela-belain ke sana. Alhamdulillah, ada rejeki dan waktu, jadi kesampean juga ke Tokyo, sekaligus ke Shibuya pastinya.
Pernah nonton Hachiko?. Itu loh anjing yang setia nungguin tuannya di stasiun Shibuya. Belum pernah?. Haduh, sama dungs! ^^ hehe.. tapi biar belum, seneng juga si bisa poto berduaan ama patung tuh anjing. Dulu jaman kecil pernah baca kisahnya di majalah anak "Mentari Putera Harapan"--kayanya tuh majalah udah punah (Terimakasih pada ortu yang rajin mensuplai bahan bacaan). Oke kembali ke Shibuya. Itu pertama kalinya aku terpesona ama kerumunan orang. Lah ini nda ada festival, nda ada hajatan, ngapain orang sebanyak itu tumplek blek ngantri mau nyebrang jalan. Ikutan ngantri juga, halah ternyata mereka mau belanja sodara-sodara.. jadi inget karoshi (mati karena kerja keras)...di sisi laen ternyata ada seneng2nya juga ya hidup orang jepang..
Kata temen yang nihonjin (orang Jepang), orang Tokyo itu nda ramah, nda mau nolong orang laen gitu yang tersesat. Tapi ko aku nda nemu yang nda ramah..apa karena aku cantik jadi ditolongin?huahaha..pasti bukan!!. Mungkin karena aku bukan orang jepang, alias orang asing kali yee.. apapun itu, Tokyo kota yang luar biasa rapih ko, jadi nda sulit untuk ke sana kemari meski pemula.
Satu hal yang kukagumi dari Tokyo adalah sistem transportasinya. Terdiri atas jalur kereta utama JR (Japan Rail), dan dua subway: Tokyo Metro line dan Toei line. Kalau melihat peta rutenya memang rumit (http://www.tokyometro.jp/global/en/service/pdf/routemap_en.pdf), tapi setelah dijalani ternyata mudah sekali. Untuk pergi ke suatu tempat, aku turun eskalator berkali-kali, yang mana itu berarti makin masuk ke bawah tanah. Itu baru bawah tanah, sempat juga lewat bawah laut. Dulu galinya kaya gimana ya..pasti kerja keras..huhu jadi inget budaya sesembahan. Orang jepang jaman dulu kalo bangun sesuatu kudu ada manusia yang dikorbankan. Jahiliyah bener dah..
Selain Shibuya, sempat mengunjungi Odaiba, Ueno Park, Tokyo National Museum, Shinjuku, Tokyo Tower, Asakusa, dan Tokyo Imperial Palace. Sebenernya tujuan utamaku ke Tokyo adalah menginjakkan kaki di Tokyo Tower, latarnya kartu favoritku, Sailormoon. Ternyata tuh objek wisata nda seru.. tapi yang penting kesampean ^^ Alhamdulillah. Setelah ke sana, aku ke Asakusa, yang konon katanya Tokyo bernuansa jaman dulu. Ini pun mengecewakan, kalah jauh dengan kota tua Nara. Cuma yang berkesan, ada ibu ama bapak yang nyamperin aku. Tak pikir mereka minta dipotoin gitu. Eh ternyata..mereka mau moto aku. Potonya nda kira-kira, nda cukup sekali dua kali. Nyengir aja dah di depan Kaminarimon gate agak lamaan, nunggu mereka puas moto..kapan lagi jadi seleb dadakan. hahaha..
Jalan lagi ke Ueno Park. Di sana untuk ke dua kalinya liat gelandangan di jepang. Eh ketiga ding, setelah di Saijo dan stasiun Kyoto. Taman yang indah dan luas. Lumayan istirahat dulu sebelum ngelilingin Tokyo National Museum yang luasnya nda kira-kira. Muter-muter liat pameran barang-barang jepang mulai dari jaman prasejarah ampe jaman samurai. Hoho.. keren abis baju zirahnya samurai. Terbayang tom cruise dan Ken watanabe di "the last Samurai". Kalo ingin lihat, ada di album "Weekend in Tokyo". Silahkan dibuka-buka..
Friday, June 4, 2010 at 8:57pm
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar