Alhamdulillah..siang ini aku sudah bisa menulis review perjalanku selama tiga hari, semenjak tanggal 24 desember malam hingga 27 desember malam. Perjalanan menuju tiga tempat yang harus dikunjungi sebelum pulang ke Indonesia, yaitu Kyoto, Nara, dan Osaka. Seharusnya Tokyo juga sie, tapi mudah-mudahan nanti bisa ke sana.
Ada berbagai alternatif cara menuju kansai, yang termahal tapi cepat adalah dengan shinkansen (kereta super cepat) dan yang lebih murah (separuh shinkansen) adalah dengan bus. Nah berhubung aku mau hemat maka kupilih yang kedua. Lagipula berhubung ke sana sendirian dan belum familiar dengan jalur kereta, ditambah nda bisa bahasa Jepang, yang kedua-lah yang ter"aman". Setibanya di stasiun kyoto aku langsung menuju Ritsumeikan University, silaturahmi ke keluarganya Ka Dika (Muhammad Tri Andika). Dari sana Kinkakuji (Golden Pavilion) dapat dikunjungi dengan bus lokal. Subhanallah, tuh paviliun kalo di Indonesia udah dicongkelin kali ya..soale dari emas murni dan mencolok. Hehe..nda segitunya juga sie.. Esok paginya, aku mengawali kesendirianku menuju Nara, ibu kota Jepang jaman dahulu. Menyesali mengapa membawa banyak barang di tas, karena area Nara Park amat sangat luas, dan amat sangat melelahkan sekali tanpa tas berat sekalipun. Tapi aku bahagiaaaa!!. Subhanallah.. Todaiji Dobutsuen Temple megah banget!!. Ternganga di depan gerbangnya, dan lebih ternganga lagi saat di hadapan patung Budha ukuran super. Mengingat sejarah, betapa besar dana dan usaha yang dikerahkan untuk itu, sehingga rakyat jaman itu sampai protes, rasanya beruntung bisa jadi penikmatnya.
Nara mirip dengan Miyajima dalam hal kepemilikan rusa. Sepanjang perjalanan para rusa berjalan dengan santainya. Omong-omong, enaknya jalan sendiri adalah aku bebas mau kemana dan mau apa, tapi nda enaknya adalah nda ada yang mem-foto-kan aku bersama para rusa dan patung Budha. Hiks..
Nara yang manis.. tapi hari sudah sore, harus segera menuju penginapan di Shin-Osaka. Jadi sangat belajar mengenai jalur kereta area Kansai. Sempat nyasar karena ternyata untuk ke Shin-osaka dari Nara harus transfer di stasiun Osaka. Hehe..nda papalah, kalo nda salah nda belajar. Sekarang mah udah pede lah keliling area kansai sendian...
Stasiun Osaka amat sangat ramai dan sibuk. Semua orang berlarian kesana kemari menuju 10 jalur kereta. Terimakasih pada para petugas kereta yang baik hati menjelaskan arah, kalau tidak mungkin sekarang aku masih di Osaka, tersesat di lautan manusia (lebay..). Pagi hari di Osaka menyenangkan sekali. Setelah 3 bulan tinggal di daerah ndeso, akhirnya bisa merasakan atmosfer kota. Lagi-lagi stasiun yang sibuk. Pagi itu sekejap kuubah tujuan, dari ke Osaka castle dan Umeda Sky-building menjadi ke Osaka Aquarium (Keiyukan). Dari stasiun Osaka berhenti di stasiun Bentencho, lalu transfer ke subway menuju Osaka-ko. Rumit sekali.. sampe nanya petugas kereta lebih dari dua kali. Berbekal bahasa jepang pas-pasan (Osaka-ko wa doko desuka) aku tiba di Osaka Aquarium kepagian (sekitar jam 9). Blum buka wahananya..hahaha.. terlalu bersemangat!. Foto-foto dulu, jalan-jalan, baru deh masuk keiyukan. Subhanallah.. itu ikan gede betul.. nda salah lah milih dateng ke sana.
Oiya, seharusnya kalo ada waktu dan tenaga rencanaya akan ke kastil Himeji, lokasi syutingnya "The Last Samurai", tapi alhamdulillah nda jadi ke sana, aku dapet informasi dari orang jepang kalo kastil itu lagi direnovasi sampai tahun depan. Selameeet... sayang soale jauh-jauh lihat kastil ditutup kain (di jepang, apapun yang lagi direnovasi ditutup sepenuhnya dengan semacam kain).
Kesimpulan, kalau temen-temen mau maen ke Kansai, utamanya kudu ke Nara, lalu Kyoto, dan kalo ada waktu aja ke Osaka. Tapi buat yang suka belanja ama suasana kota sie, Osaka memang paling oke. Sumpah ribet banget di sana, di antara beberapa daerah yang pernah kukunjungi di jepang, nampaknya Osaka yang paling nda rapih. Tiga hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan. Berpikir untuk jalan-jalan sendiri lagi ke Tokyo..hihi..
( Monday, December 28, 2009 at 11:44am)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar