Pernikahan itu peribadatan. Jadi kalo ditanya, "gimana kalo (buruknya) suami selingkuh?", "gimana kalo suami di-PHK?", "gimana kalo kamu dapet kesempatan selingkuh, di sela semua perlakuan suami yang buruk?", gimana dan gimana, aku bisa menjawab semuanya (entah bagaimana mampu atau tidak menjalaninya). Karena sebagaimana hidup adalah untuk beribadah, pernikahan pun tak berbeda. Maka rumusnya pun sama untuk menjawab semua, sabar dan syukur. Ditanyalah lagi aku, " Sabar kan ada batasnya?". Well, kudengar dari seorang ustadz, yang kini "menghilang", bahwa sabar itu tidak ada batasnya. Idealnya begitu ^^, Wallahu`alam apa aku sendiri sanggup bersabar tanpa batas.
Aku takut, cemas, dan pasrah. Tapi aku yakin Allah akan Menolongku dan selalu bersamaku. Lalu hatiku pun tenang.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar