Catatan tentang pendidikan rumah, psikologi, grafologi, Jepang, dan perjalanan penulis.
Minggu, 17 Agustus 2008
Presiden Indonesia Ideal di mata Mahasiswa
Polemik mengenai syarat minimal seorang presiden kini hangat diperdebatkan. Presiden PKS, Tifatul Sembiring, mengajukan syarat seorang presiden seharusnya “Balita” (di bawah usia 50 tahun) dan bergelar PhD (www.antara.co.id). Syarat tersebut ditanggapi beragam oleh berbagai pihak. Syarat lain yang sempat didengungkan dan diajukan dalam rancangan Undang-undang Paket Politik adalah minimal berpendidikan strata satu (www.tempointeraktif.com). Syarat tersebut juga menuai tanggapan yang beragam, diantaranya dari Ramson Siagian dan Taufik Kiemas yang berpendapat bahwa pendidikan formal tidak menjamim kemampuan memimpin seseorang. Dan bahwa dalam konstitusi hanya ditentukan bahwa presiden harus sehat secara jasmani dan rohani, serta bisa membaca dan menulis (www.tempointeraktif.com).
Lalu bagaimana tanggapan mahasiswa mengenai hal tersebut?. Mengingat mahasiswa memiliki peran moral, sosial, akademik, dan dalam hal ini khususnya peran politik, maka syarat presiden menjadi salah satu perhatian dari mahasiswa sebagai komunitas yang selalu berperan dalam dinamika bangsa. Guna mengetahui persepsi mahasiswa mengenai presiden Indonesia yang ideal, Departemen Ummah Research Center SALAM UI Dekade 1 menyebarkan kuesioner dengan pernyataan disertai skala sikap, mulai dari sangat tidak sesuai hingga sangat sesuai dengan pendapat partisipan penelitian. Adapun partisipan penelitian ini adalah 34 mahasiswa dan 27 mahasiswi dengan rentang usia 18 s.d. 24 tahun yang menghadiri temu “Mentoring Nasional” di UPI Bandung pada tanggal 19 s.d. 22 Juni 2008.
Secara umum, partisipan berpendapat bahwa seorang presiden ideal memiliki penampilan fisik yang menarik dan ahli dalam bidang tertentu. Ia tidak harus berasal dari kalangan sipil, asalkan dikenal masyarakat. Presiden ideal diharapkan mampu berpidato tanpa teks serta bukan “wajah lama” dalam kepemimpinan bangsa Indonesia. Berkenaan dengan hadirnya calon-calon independen, partisipan tidak memiliki kesamaan pendapat apakah presiden sebaiknya didukung minimal satu parpol. Selain itu, partisipan juga berpendapat bahwa rangkap jabatan dapat mengurangi kinerja dari seorang presiden. Jika presiden PKS mengajukan PhD sebagai gelar minimal seorang presiden, hanya 7% partisipan yang sependapat, sementara 25% partisipan berpendapat minimal master dan 38% berpendapat minimal sarjana, 2% diploma, 2% SMA, dan sisanya 28% tidak menjawab. Demikianlah presiden ideal di mata mahasiswa. Bagaimana dengan pendapat Anda?.
Referensi:
“Pernyataan Soal capres Presiden PKS Tifatul Tak Simpatik.” http://www.antara.co.id/arc/2008/8/7/pernyataan-soal-capres-presiden-pks-tifatul-tak-simpatik/. (17 Agustus 2008, 10:55)
Aqida. “Syarat Presiden yang Terpenting Kemampuan Kepemimpinan”. http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/03/17/brk,20070317-95719,id.html. (17 Agustus 2008, 10:55)
Mamad. “4 Peran Mahasiswa”. http://wwwkammi.or.id. (17 Agustus 2008, 10:55)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar