“…sesuatu yang diinginkan, tidak boleh terlalu cepat didapatkan. Bila tidak, orang tidak akan bahagia. Sebagaimana kebanyakan orang di luar sana. Ya, mungkin masih lebih malang daripada mereka yang tidak mendapatkan apa yang mereka impikan. Sebab paling tidak mereka masih memiliki kerinduan” (pemikiran Diotima yang dibahasakan oleh Hosle dalam K. & Hosle, 2007).
Apakah 3 bulan waktu yang lama untuk liburan semester?. Ya, lama dan sebentar itu relatif sih. Yang pasti, waktu akan selalu habis. Dan itulah yang terjadi pada liburan kali ini.
Setelah selesai menyusun proposal skripsi versi mini, menyelesaikan beberapa program kerja Ummah Research Center (URC) SALAM Dekade 1, dan mengoreksi esai maba Psikologi UI 2008, seminggu kemarin aku melakukan petualangan versi anak kosan yang lurus (jarang keluar kamar).
Petualangan pertama keliling UI alias Universitas Indonesia (27-08-08). Keliling dalam arti sebenernya, jalan kaki dalam rangka tarhib Ramadhan 1429 H. Kegiatannya? Orasi dan tausiyah menyambut Ramadhan, sambil bagi-bagi jadwal imsakiyah. Alhamdulillah seru! Sempet berhenti di Pusgiwa dan menantang Ketua BEM UI dan DPM UI untuk turun orasi. Kata Ka Edwin, “Kalau biasanya dalam aksi saya meneriakkan ‘Hidup Mahasiswa’, kali ini saya meneriakkan ‘Hidup Ramadhan’!”.
" Petualangan kedua, naek kereta ke stasiun Tebet (280808). Berhubung selama ini kalo naik kereta selalu bersama orang-orang yang dapat dihandalkan, so aku gak pernah memperhatikan stasiun apa saja yang kulewati. Akibatnya kemarin was-was takut salah berhenti atau kelewatan stasiun. Dengan serius kubaca nama-nama stasiun yang kulewati. Kata Intan stasiun Tebet itu setelah Cawang, setelah ngelewati terowongan. Alhamdulillah, gak salah turun. Ketemu Intan dan Dian trus menuju rumah seorang Ibu muda di Serdang, kawasan Duren Sawit. Agak aneh menyebutnya Ibu (bukan dalam rangka becanda seperti biasa), soalnya dia temen seangkatan yang pastinya masih berstatus mahasiswi UI. Dia Putri, FH 2005, istri Rubby. Nama putrinya Sarah, sayang aku lupa nama lengkapnya. Di sana ketemu Dona, mantan anak kelas Internasional Psikologi 2005 yang sekarang jadi anak Kriminologi 2006. Rencananya, November tahun ini dia akan menikah dengan seorang dokter. Senang mendengarnya.
Petualangan ketiga, observasi kawasan rektorat saat wisuda sarjana (290808). Berhubung dalam waktu dekat bakal ngalamin wisuda (amin), Ibu dah heboh persiapan n nyuruh aku dateng wisuda biar tahu kondisinya n tahu dress code yang kudu dipake. Nah, didasari motif itu, plus ada dua orang kakak yang Alhamdulillah diwisuda, Mba Tuning n Mba Anin, datanglah aku dari jam 2 siang trus berkeliaran di sana ditemenin Mba Awen, K Zulfa, n Angga s.d. jam 5.30 sore. Sore itu untuk pertama kalinya aku memberi dan menerima bunga mawar. Wisuda nanti aku udah pesen dibawain rangkaian bunga yang besar!!. (Jadi pengen cepet beresin skripsi…)
Petualangan keempat, ngawas ujian sertifikasi manajemen Risiko yang diadain BSMR kerjasama ama Bank Indonesia (300808). Apa ya itu? Mungkin semacam ujian buat para bankir biar dapet lisensi naek jabatan. Aku n Anna berangkat ba`da subuh biar nyampe kawasan PRJ Kemayoran jam setengah 7. Alhamdulillah ketemu Anggun cs, so numpang dech. Nyampe sana briefing gimana cara verifikasi para peserta ujian. Trus ngawas deh sampe jam 11.15. Beda ama ngawas SNMPTN, ngawas kali ini capeee banget!. Soale ngawasnya berdiri ampe abiz.
Petulangan terakhir adalah menjelajahi dunia filsafat, dunia tawa, dan relasi antara laki-laki dan perempuan (310808). Yang ini gak kalah seru!. “Das Café Der Toten Philosophen” (Minum Kopi besama arwah para filosof dari Sokrates hingga Al-Ghazali) karya Nora K. & Vittorio Hosle adalah kumpulan tulisan yang cerdas dan mengalir. Meski jujur, beberapa bagian tidak kumengerti, secara keseluruhan aku terinspirasi untuk berpikir dan merasa. Mencoba lebih bijaksana memandang kehidupan, mencoba memahami filsafat. Buku kedua (yang kubaca di tengah malam) adalah “Radikus Makankakus” karya Raditya Dika. Untuk pertama kalinya aku tertawa terpingkal-pingkal, lalu menangis, dan berpikir saat tengah malam. Selanjutnya “Why Women Talk and Men Walk” karya Patricia Love dan Steven Stosny. Ah, ternyata begitu. Semua kerumitan jadi sederhana dengan fakta bahwa “laki-laki memiliki rasa malu yang besar, sementara perempuan memiliki rasa takut yang besar”. Membacanya membuatku bersyukur dan ingin berhenti mengajak “bicara”. Buku lainnya “The Carrier Path!” William O`Riley, berisi kuesioner yang kemudian dijelaskan maknanya sehingga membantu pembacanya menyusun dan menjalani jenjang karir yang diinginkan. Tak semenarik buku sebelumnya, tapi informatif dan cukup bermanfaat. Lalu buku terakhir, “Bekerja dengan Hati” Sudirman Tebba. BUku itu kubeli demi skripsiku “Hubungan Religiusitas dengan Orientasi Masa Depan bidang Karir” (moga gak ditolak nih judul—amin). Alhamdulillah, tuh buku cocok buat dimasukin latar belakang ama tinjauan pustaka khususnya soal perspektif Islam tentang orientasi masa depan bidang karir. Lama banget gak ngerasain bacaan selain buku teks Psikologi yang hampir 100% in english, lama banget gak nyantai di kamar sendirian, tapi gak kesepian. Akhir yang indah untuk liburan panjang semester 6.
Besok (310808) adalah hari pertama semester 7, sekaligus hari pertama shaum Ramadhan. Dua hari terakhir (30 dan 31) menerima ucapan-ucapan mohon maaf dalam rangka menyambut Ramadhan 1429 H. Semoga usiaku serta orang-orang yang kucintai cukup panjang hingga sempat menikmati berkah Ramadhan (amin). Semoga semester 7 bisa kunikmati layaknya semester-semester sebelumnya, atau lebih nikmat lagi (amin).
Referensi:
Dika, R. (2007). Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa. Jakarta: Gagas Media.
Hosle, V. & K. Nora. (2007). Das Café Der Toten Philosophen: Minum Kopi Bersama Arwah para Filosof daro Sokrates hingga Al-Ghazali. Bekasi: Tannenbaum Verlag.
Love, P. & Stosny, S. (2007). Why Women Talk and Men Walk: Agar Pria dan Wanita Sukses Menjalin Hubungan. Jakarta Selatan: Ufuk Press.
O`Riley, W. (2008). The Carrier Path!: 11 Tip Sederhana Menapaki Jenjang Karir yang Anda Inginkan. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya.
Tebba, S. (2006). Bekerja dengan Hati: Bagaimana Membangun Etos Kerja dengan Spiritualitas Religius. Jakarta: Bee Media Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar