Selasa, 05 Agustus 2008

Hm..

Sudah lama tidak bersedih (^^ Hidupku enak banget ya brati). Sampe lupa, gimana ya enaknya ngatasin rasa ini?. Ngelakuin ritual keagamaan manjur!. ketawa n ngobrol ma temen2 juga asik, Tapi abis itu inget lagi..

Ternyata gak enak menunggu tanpa ambisi tertentu. Semenjak nyadar bahwa manusia bisa mati kapanpun, aku mulai mengurangi tingkat ke-ambisiusan-ku. Akibatnya waktu mengalir lambat dan ruangan terasa makin luas.

Ah, disonansi kognitif ini berkecamuk membingungkan. Tapi kutahan kata "seandainya begini dan begitu". Ah, OPTIMIS saja!!. Setelah ini pasti kan ada perubahan pada tingkat well-being (kesejahteraan psikologis)ku. Ya, setelah kesulitan ada kemudahan (QS Al-Insyirah5-6). Dan kebahagiaan terbesar adalah setelah kesulitasn/ kesedihan terbesar (Seligman, 2002). Sekarang cuma bisa bilang pada diri sendiri: "Jalani aja ya Sayang (^^)".

Please stay with me.. Rabbi

Tidak ada komentar: