Perjalananku mendalami "kepemimpinan perempuan" guna menyusun skripsi ternyata berakhir dengan pemahaman mengenai sulitnya menjadi perempuan sekaligus pemimpin. Begitu banyak hambatan: prasangka, rendahnya akses, hambatan pribadi (urusan domestik), dsb. Meski demikian, dalam 'Women reach for the Top", tetap saja disarankan untuk meraih puncak organisasi.
Backlash, kritikan bagi feminis atas kemajuan paham tersebut: Kegagalan membawa perempuan ke arah kebahagiaan/ hidup yang lebih bahagia, meski kini, perempuan bisa kerja dan jadi Ibu rumah tangga sekaligus, makin luas kesempatan menuntut ilmu, aktualisasi diri, dsb. Perempuan memiliki kesempatan bekerja di luar, tapi masalah baru timbul; pelecehan seksual di tempat kerja, diskriminasi pekerjaan, dsb. Belum lagi tambahan masalah tentang perawatan anak di tempat penitipan anak. Selain,masa-masa ketika berada di tempat kerja, menyita waktu bersama anak-anak dan keluarga.
Begitu besar tantangan yang harus dihadapi perempuan ketika bekerja, apalagi menjadi pemimpin. semua itu membuat perempuan bertanya, seberapa layak suatu pekerjaan atau suatu kepemimpinan diperjuangkan atau dipertahankan. jika pada akhirnya semua itu tidak membuat perempuan merasa bahagia.
meski pencarianku tidak berlanjut, karena berubah haluan ke riset kuantitatif, apa yang sudah kulakukan begitu berharga dalam usaha pencarian identitas diri. ^^ Tak pernah ada yang sia-sia dalam menuntut ilmu^^. Sekarang saatnya mendalami "Orientasi masa Depan". Mencoba meneliti korelasinya dengan variabel lain.
Semoga semester 7 besok Risetku selesai (amin), so bisa wisuda tanggal 31 Januari 2009 (amin)....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar